Jumat, 04 Januari 2013

TARI SERIMPI SANGUPATI

Tarian ini adalah karya dari Pakubuwono IV yang memerintah Kraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1788-1820.

Arti Serimpi
Srimpi bersinonimkan bilang empat. Tarian Jawa yang berasal dari Yogyakarta ini kebanyakan ditarikan oleh penari dengan jumlah empat orang diiringi oleh musik gamelan Jawa. Gerakan tangan yang lambat dan gemulai, merupakan ciri khas dari tarian Serimpi. Menurut Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi penari Serimpi melambangkan empat unsur dari dunia, Yakni grama (api), angin (udara), toya (air), dan bumi (tanah).

Arti Sangupati
awalnya tarian ini disebut Serimpi Sangapati yang berasal dari kata “sang apati” sebuah sebutan bagi calon pengganti raja. Pada pemerintahan Pakubuwono IX tahun 1861-1893, beliau berkenan mengubah nama Sangapati menjadi Sangupati yang artinya adalah bekal untuk kematian.

Dahulu Tari Serimpi digunakan untuk menyambut tamu kenegaraan atau tamu agung. Dalam perkembanganya, tari Serimpi mengalami perubahan terutama ketika digunakan sebagai pertunjukan untuk menjamu Belanda dalam perundingan perebutan tanah kekuasaan.

Inti Tari Serimpi
Sesungguhnya sajian Tari Serimpi tersebut tidak hanya dijadikan sebagai sebuah hiburan semata, akan tetapi sajian tersebut dimaksudkan sebagai bekal bagi kematian Belanda.
Tarian ini sengaja di tarikan sebagai salah satu bentuk politik untuk menggagalkan perjanjian yang akan diadakan dengan pihak Belanda pada masa itu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi agar pihak keraton tidak perlu melepaskan daerah pesisir pantai utara dan beberapa hutan jati yang ada.
Oleh sebab itu minuman yang disuguhkan pun sudah dibubuhi racun. Sedangkan pistol-pistol yang dipakai untuk menari sudah diisi dengan peluru asli. Ini dimaksudkan apabila menemui kegagalan, maka para penaripun telah siap mengorbankan jiwanya.
Hal ini tampak jelas dalam pemakaian “sampir” warna putih yang berarti kesucian dan ketulusan.

Pakubuwono IX terkenal sebagai raja amat berani dalam menentang pemerintahan Kolonial Belanda sebagai penguasa wilayah Indonesia ketika itu.

Ternyata taktik yang dipakai tersebut sangat efektif, setidaknya bisa mengakibatkan pihak Belanda tidak menyadari kalau dirinya dikelabui. Karena terlanjur terbuai dengan keindahan tarian ditambah lagi dengan semakin banyaknya minuman atau arak yang ditegak maka mereka (Belanda) menjadi mabuk. Buntutnya, perjanjian yang sedianya akan diadakan akhirnya berhasil digagalkan. Dengan gagalnya perjanjian tersebut maka beberapa daerah yang disebutkan diatas dapat diselamatkan.

Namun demikian yang perlu digarisbawahi dalam tarian ini adalah keberanian para prajurit puteri tersebut yang dalam hal ini diwakili oleh penari serimpi itu. Karena jika siasat itu tercium oleh Belanda, maka yang akan menjadi tumbal pertama adalah mereka para penari tersebut.

Boleh dibilang mereka adalah prajurit di barisan depan yang menjadi penentu berhasil dan tidaknya misi menggagalkan perjanjian tersebut. Sehingga untuk mengaburkan misi sebenarnya yang ada dalam tarian tersebut maka nama tari itu disebut dengan Serimpi Sangupati yang diartikan sebagai bekal untuk mati.

Saat ini Serimpi Sangaupati masih sering ditarikan, namun hanya berfungsi sebagai sebuah tarian hiburan saja. Dan adegan minum arak yang ada dalam tari tersebut masih ada namun hanya dilakukan secara simbol saja, tidak dengan arak yang sesungguhnya. Perjanjian antara Keraton Kasunanan Surakarta dengan pihak Belanda tersebut yang terjadi sekitar tahun 1870-an.

Rabu, 02 Januari 2013

Kesucian Neswari Part VII

Neswariku, aku masih selalu menunggumu tidakkah kau ingin menundukkan kepalamu?,

Bethara, maafkan aku, ada hal lain yang telah melipurku
yang saat ini membutakanku
yang saat ini memeliharaku
aku larut, aku hanyut..

Siapa?

Anganku Bethara..
khayalanku, yang aku sendiri ragu
apakah aku masih neswari atau sudah menjadi ilusi

tiba-tiba saja semua terdiam, hening..

Bethara, apa kau masih disitu?
apa masih ingin mendengarku?
tolong jangan pergi, semenjak kejadian asmaradhana dulu
aku takut untuk menemuimu, bahkan lewat senja sekalipun
tahukah engkau, aku sungguh bersemangat ketika mendengar
suaramu memanggilku tadi..
Bethara..

Bethara..
apa engkau benar-benar pergi?
tolong jangan pergi lagi, jangan tinggalkan aku lagi..

hening.senja lewat begitu saja