Minggu, 10 Juli 2011

Kesucian neswari.. (Part.IV)

Neswari..
kenapa kau berbohong padaku?
kenapa kau melipur hatimu seperti itu?

Bethara aku sekarang adalah seorang pemenang
telah kulampaui sakitnya melangkah maju walau satu langkah
dan telah kulampaui sakitnya mundur walau satu depa..
telah kupelajari seni ketekunan..
seni menyerah..
seni berjuang dengan gigih..
dan aku sangat memahami rasanya melihat mimpiku berderai menjadi serpihan
menjadi jutaan kepingan
dan sangat kupahami sakitnya berlari
sampai tidak ada lagi yang tersisa lagi..

Banggakah kau Neswari menjadi pemenang??
Menang bukan segalanya..
aku tahu bahwa menang terkadang menjadi hal penting
menjadi hal egois..
Tahukah kau Neswari??
Yang terbaik untukmu belum tentu terbaik untuk orang lain??

Bethara ku sang maha guruku..
sama halnya dengan sebuah keajaiban
katanya cinta itu ajaib..
tapi terkadang Keajaiban itu hanyalah sebuah ilusi
bukankah begitu Bethara??

Kesucian Neswari.. (Part.III)

Bethara!!
pedihnya hati ini..
mereka menolak sana menolak sini
mereka mendukung sana, mendukung sini
mereka menjadi sok tau dengan masalahku
mereka menjadi ingin tau atas apa yg menimpaku
dan mereka berlomba-lomba menjadi hakim untukku

Neswari!!
mereka hanya ingin membantumu
hanya ingin menunjukkan empatinya
hanya ingin menunjukkan bahwa mereka sayang padamu
mengapa kau hardik mereka?


Tetapi Bethara!!
mereka tidak sekedar membantu
bantuan mereka itu penuh pretensi
penuh ilusi..

Neswari..
mengapa kau menjadi sosok sensitif
mudah curiga dan selalu gamang?
kau hidup bersama dengan mereka
dan tercipta dengan mereka
terimalah bantuan mereka..
jangan menutup hati..

Bethara..
aku tau rasanya tersenyum tulus
dan tersenyum penuh ilusi
aku juga paham rasanya ketika mundur walau satu langkah
akan sangat menyakitkan dibanding melangkah maju..
walaupun ketika kita melangkahkan kaki
walau satu langkah kedepan juga terasa pedih
tapi aku betul-betul paham dengan rasa ini
karena ini adalah diriku sendiri
yang hidup bersamaku seumur hidupku..
dia adalah hatiku, jiwaku, pemikiranku, lidahku
penyambung hidupku..
dialah sang waktu Bethara!!

Cukup Neswari!!
jika memang ingin menjadi pemenang
atas dirimu sendiri tanpa tendensi orang lain
jadilah sesosok Maheswari..
contohlah dia..
tidak perlu kau terlalu banyak omong

apakah Bethara lupa??
aku sudah tidak bisa menjadi Maheswari
apakah Bethara lupa..
bahwa asmaradhana telah meluluhlantakkan centini-ku
dan apakah bethara lupa..
KidungMu & AjaranMu juga telah menghancurkanku..
lupakah Engkau wahai Bethara???

Diam Neswari!!!
beraninya kau menghardikku..
lupakah kau bahwa aku Bethara sang Maha Guru???
ternyata kau masih menyimpan dendam terhadapku

tolong dicamkan dalam hati dan pikiranmu..
Bukan Kidungku..
dan bukan pula ajaranku..
itu semua karena Centini-mu sendiri yg telah dengan egois kau hapus
aku keluar Neswari.. aku akan keluar
dan aku harap, sekembalinya aku nanti
tidak ada lagi dendam itu..

Kesucian Neswari.. (Part.II)

bethara, kenapa kau cerca aku..
kenapa kau salahkan aku..
salahkan saja kidung ciptaanmu yg memabukkan itu..
salahkan saja kitab kamasutra buatanmu itu..
yang meracuni fantasi setiap pria..
itu semua buatanmu bukan??

kenapa tak kau musnahkan asmardhana'mu
yang nyata-nyata merubuhkan bentengku..
kenapa tak kau cincang dia
yg dengan sengaja menyalahgunakan
ajaranmu..

cukup!
cukup neswari!
satu lembar sudah dari kitabku
yang kau gunakan untuk membela diri
beraninya kau menyalahkanku..
beraninya kau menghinakan ajaran dan kitabku..
malam itu, aku ada bersamamu neswari!!
kemana kau setelah kejadian itu, kenapa tak tertunduk berdoa padaku?


Bethara, bagaimana aku bisa tertunduk dan berdoa padamu..
pedih dan letih jiwa ini, bethara..
sungguh pedih menerima laknat ajaranmu itu
sungguh letih menerima ciptaanmu itu

malam itu kau ada bersamaku Bethara?
lantas mengapa kau tak menghalau kidung prameswari
yang mulai mengiringi nafas asmaradhana..
kenapa kau tak menggiring kamasutra dari otak asmaradhana?

Ya! memang aku yang menciptakan Kitab kamasutra
aku pula yang menciptakan kidung prameswari..
tapi ingat neswari, aku juga yang menciptakan waktu..
aku pula yang menciptakan serat centini yang selalu kau agung-agung
aku hanya melihatnya, Neswari..
aku sendiri tertegun, betapa mudahnya kau singkap selendang centini'mu..

bukan kidungku yg memburu nafas asmaradhana'mu..
bukan kamasutraku yg menuntun otak asmaradhana'mu..
tapi selendang'mu yg menggiring nafas asmaradhana'mu..
semua bermula dari ijinmu..
sebetulnya, kau yang memgang kuasa atas dirimu sendiri..
bukan aku, kidungku, kitabku, ataupun asamaradhana'mu...

Kesucian Neswari

aku belajar memenangkan hati seseorang, tp selalu dikalahkan oleh logika
aku belajar membuat orang tersenyum terhadapku..
aku belajar membuat orang bangga terhadapku, lagi2 terbentur logika
yang terbaik untuk kita belum tentu terbaik untuk orang lain..
tetapi kita juga selalu memaksa orang lain untuk mengakui kita hebat..

neswariku, kehilangan benteng yg rubuh diterjang nafas asmaradhana..
benteng kesucian yg terenggut paksa..

dengan mudah asmaradhana menyalahkan gending prameswari
yg mengalun lirih mengiringi perburuan kesucian..
salahkan saja kitab centini yg selama ini ajarannya telah terhapus..
tergantikan dengan ego bahwa "aku hebat"

tidak satupun tertunduk berdoa dan minta ampun..
tidak neswari, tidak pula asmaradhana..

kesucian, tidak ada harganya..